Freight Forwarder > Berita > AP II didesak bangun terminal khusus kargo

AP II didesak bangun terminal khusus kargo

Freight Forwarder
Freight Forwarder Indonesia
International Freight Forwarder

AP II didesak bangun terminal khusus kargo

JAKARTA: Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mendesak PT Angkasa Pura (AP) II membangun terminal khusus kargo di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, guna menghadapi liberalisasi angkutan kargo udara di Asean mulai 2009.
“AP II harus membangun kawasan berikat khusus kargo. Selain memudahkan penerbangan kargo, juga untuk memudahkan Bea dan Cukai dalam mengawasi kargo,” kata Menhub akhir pekan lalu.

Menhub menilai terminal kargo di bandara terbesar itu selalu kumuh dan tidak beraturan sehingga memudahkan terjadinya penyelundupan. Kondisi itu, lanjutnya, memberikan kesan seolah-olah angkutan kargo di Indonesia tidak berkembang, padahal tumbuh rata-rata 10% per tahun.

Untuk itu, Menhub meminta AP II menata ulang terminal kargo di Bandara Soekarno-Hatta, baik yang dikelola swasta maupun AP II. “Supaya jangan terkesan kumuh seperti sekarang ini,” ujar Jusman.

Selama tahun lalu, arus kargo udara di dalam negeri mencapai 349.050 ton, naik signifikan dibandingkan dengan 2006 yang hanya 268.500 ton. Untuk kargo udara internasional, baik yang menggunakan maskapai nasional maupun asing, mencapai 345.940 ton pada 2007, naik dibandingkan dengan 2006 sebanyak 300.820 ton.

Menhub mengharapkan maskapai kargo nasional mulai melakukan konsolidasi untuk menghadapi liberalisasi angkutan kargo di Asean mulai tahun depan.

Konsolidasi itu dapat berupa pengaturan rute di dalam negeri dan pengaturan angkutan kargo berdasarkan jenis komoditasnya. “Kargo yang bersifat basah penanganannya pasti berbeda dengan yang kering,” tutur Jusman.

Sesuai dengan kesepakatan antarmenteri transportasi negara anggota Asean, liberalisasi penerbangan kargo akan dimulai pada awal 2009. Liberalisasi itu merupakan tindak lanjut Asean Charter yang telah ditandatangani semua kepala negara anggota Asean.

Kesepakatan liberalisasi penerbangan kargo hanya pada kota yang telah ditentukan dan disepakati dan bersifat imbal balik atau resiprokal. “Kalau kita buka tiga kota, Malaysia juga buka tiga kota. Jadi, semua itu ada aturannya dan tidak bersifat liberalisasi penuh di mana semua bebas terbang ke mana saja,” kata Menhub.

Masih dibahas

Manager Humas AP II Trisno Heryadi menyatakan hingga kini pihaknya masih membahas rencana pembangunan kawasan khusus angkutan kargo atau cargo village di Bandara Seokarno-Hatta.

AP II, paparnya, telah menyediakan lahan yang berdekatan dengan lahan Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia. “Namun, jadwal pembangunan belum dipastikan. Pembangunan itu juga akan mempertimbangkan tingkat pergerakan angkutan kargo di Soekarno-Hatta,” kata Trisno.

Khusus untuk penataan terminal kargo, lanjut Trisno, pihaknya telah memulai sejak tahun ini, termasuk menetapkan pejabat setingkat kepala bidang guna menangani area kargo.

Selama ini, ungkapnya, AP II menerima banyak keluhan dan tantangan untuk menata terminal kargo di bandara terbesar itu. “Permintaan Menhub itu akan diperhatikan dan disampaikan ke manajemen AP II,” kata Trisno.

Menhub mengungkapkan liberalisasi angkutan penumpang di Asean akan dimulai secara bertahap pada 2010 hingga 2015. (hendra. wibawa@bisnis.co.id)

Enter your email address:

Freight ForwarderAP II didesak bangun terminal khusus kargoAP II didesak bangun terminal khusus kargo
Freight Forwarder Indonesia AP II didesak bangun terminal khusus kargo This entry was posted in Berita and tagged . Bookmark the permalink. • TwitterFacebookFeed

Comments are closed.